Pernahkah Anda merasa bahwa informasi yang Anda bagikan melalui email blast hanya duduk manis di inbox rekan-rekan Anda tanpa pernah dibaca? Pada perusahaan berskala kecil, problema ini mungkin jarang terjadi. Namun di perusahaan berskala besar dengan jumlah karyawan di atas 1.000 orang, mengirimkan informasi hanya melalui email bisa jadi kurang efektif. Di sinilah peran penting sebuah majalah internal perusahaan.

Memiliki format seperti layaknya majalah yang menghibur, perusahaan bisa mengemas suatu informasi menjadi menarik dan tidak terkesan top down. Selain menjadi media informasi, majalah internal perusahaan juga memiliki fungsi lain yang beragam, mulai dari meningkatkan kinerja komunikasi perusahaan, sebagai media pengenalan budaya perusahaan, hingga menjadi media untuk mengapresiasi para karyawan.

Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang mengapa Anda butuh majalah internal di perusahaan Anda? Ketahui di sini!

Gambar diambil dari Wikimedia

Dalam berkoordinasi di dalam perusahaan atau organisasi, pernahkah Anda berulang kali menghadapi persoalan yang sama? Seakan hal tersebut merupakan tradisi yang harus selalu dialami? Bisa jadi permasalahannya terletak pada pola komunikasi yang kurang efektif.

Di episode Ála Podcast kali ini, tim Alaksir berbincang-bincang dengan praktisi komunikasi andal, Santi Djiwandono, tentang bagaimana pola komunikasi yang efektif dapat mendorong kinerja suatu organisasi. Yuk, kita simak obrolan seru mereka di sini.

Gambar diambil dari Wikimedia

Berbicara mengenai komunikasi, tentu tidak terlepas dari interaksi dua arah atau yang dikenal dengan istilah “ngobrol”. Di episode perdana podcast Alaksir yang melaju dengan nama Àla Podcast, kami bersama dengan praktisi komunikasi yang sudah banyak makan asam garam, Santi Djiwandono berbicara mengenai komunikasi internal di dalam sebuah organisasi. 

Ingin tahu tentang pentingnya komunikasi internal di perusahaan Anda? Simak obrolan kami di https://anchor.fm/alaksir/episodes/Episode-1-e1e21la

Gambar diambil dari Wikimedia

Seiring kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia, masyarakat pun kembali dibombardir dengan berbagai informasi tentang Covid-19 di internet dan media sosial. Namun sayangnya, masyarakat masih seringkali dihadapkan dengan informasi yang salah atau bahkan palsu yang bisa menambah kekhawatiran atau ketakutan bagi siapa saja yang langsung menelan informasi tersebut bulat-bulat.

Bagi kalian yang ingin membagikan informasi tentang Covid-19 di media sosial, yuk cek dulu beberapa tips berikut ini agar apa yang kalian bagikan menjadi manfaat bagi yang membacanya.

  • Lakukan double check

Sebelum membagikan suatu informasi ada baiknya untuk memeriksa kembali keabsahan informasi tersebut dengan mengetahui sumbernya, latar belakang penulis, dan tanggal pembuatan informasi. Selain itu, penting juga untuk melakukan verifikasi bukti pendukung dengan mencari nama ahli dan memeriksa tautannya.

  • Gunakan bahasa sederhana

Ketahui siapa target dari informasi yang akan kalian sebar. Jika mereka masyarakat awam, gunakanlah bahasa sederhana yang mudah dimengerti. Lebih baik lagi jika ditambahkan contoh visual agar pesan dari informasi tersebut semakin tersampaikan dengan baik.

  • Gunakan tonasi yang tepat

Di saat-saat seperti ini, suatu informasi bisa menjadi penyebab stres bagi sebagian orang. Bukannya tercerahkan, informasi tersebut malah membuat orang takut, cemas, dan tidak bisa tidur. Oleh karena itu, pilihlah tonasi yang netral atau lebih baik lagi tonasi yang positif. Hindari keinginan untuk sengaja menakut-nakuti.

  • Hindari provokasi

Jika kalian tidak sependapat atau tidak setuju dengan suatu informasi, hindari menuliskan atau membagikan informasi yang bersifat memprovokasi yang bisa menimbulkan perdebatan atau kebencian. Ingat, jejak digital akan selalu ada dan bisa menjadi bumerang bagi kalian suatu saat.

Itulah beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan sebelum membagikan informasi tentang Covid-19. Semoga bermanfaat dan kita bisa labih bijak lagi dalam membagikan sebuah informasi. Stay safe, stay healthy!

Di era digital ini, semakin banyak orang yang mencari referensi melalui media online. Berkat situs mesin pencari seperti Google, Anda dapat menemukan jutaan hasil pencarian seketika di layar setelah memasukkan kata kunci. Merancang tulisan yang menarik pembaca tentu cukup menantang. Nah, simak tips-tips berikut ini untuk membuat tulisan Anda dilihat banyak pengunjung.

Gambar diambil dari Picpedia
  • Untuk membuat tulisan Anda tampil di hasil pencarian, buatlah tulisan dengan topik yang orisinil. Akan lebih baik jika konten tulisan tersebut relevan dengan tren saat ini, isinya mudah dipahami dan diingat, serta cukup menarik yang mendorong pembacanya tergugah untuk membagikannya.
  • Anda juga perlu membuat tulisan Anda berbeda dari jutaan tulisan yang juga muncul dari hasil pencarian. Faktanya, dewasa ini orang-orang cenderung memiliki short attention span dan hanya tertarik untuk melihat sekilas headline (tajuk) tulisan Anda. Karena itu, buatlah headline yang menarik agar pembaca tertarik untuk membaca tulisan Anda lebih jauh.
  • Sebagian besar orang menggunakan mesin pencari untuk menemukan jawaban dan informasi yang mereka perlukan. Untuk membantu para pembaca menemukan bagian penting dari tulisan Anda dengan cepat, buat tulisan Anda menggunakan judul atau sub-judul.
  • Meskipun orang-orang memiliki urgensi untuk mendapatkan informasi secepat mungkin, Anda juga perlu merancang tulisan Anda agar mudah dibaca. Anda dapat menggunakan judul, sub-judul, data, gambar dan video yang unik untuk membuat pembaca terus tertarik membaca tulisan Anda sampai akhir. Anda juga dapat menyisipkan cerita atau analogi agar tulisan terasa lebih menyegarkan.
  • Tahap terakhir yang paling penting adalah memeriksa kembali tulisan Anda. Tidak hanya dari segi ejaan dan tata bahasa, Anda juga perlu memastikan tulisan yang kita susun sudah enak untuk dibaca.

Tips-tips di atas dapat membantu Anda untuk membuat tulisan yang menarik. Akan tetapi, setiap penulis pasti memiliki cara masing-masing dalam menulis, yang mungkin berbeda dengan tips di atas. Hanya saja, semua penulis pasti setuju bahwa cara untuk meningkatkan kualitas tulisan hanya dengan dua cara: banyak membaca dan banyak menulis.

Semoga membantu!

Gambar diambil dari Pixabay.com

Perlahan namun pasti, bisnis otomotif di Tanah Air mulai menunjukkan geliat peningkatan setelah dihantam pandemi COVID-19 sejak Maret lalu. Melemahnya daya beli masyarakat dan pengurangan aktivitas pabrik, di antaranya, menjadi faktor yang memengaruhi penjualan kendaraan bermotor saat ini. Kementerian Perindustrian pun berusaha terus mendorong kinerja industri otomotif agar kembali bisa memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Dilansir dari Detik.com (20/9), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan bahwa pihaknya optimistis kinerja industri otomotif berkembang positif pada semester II tahun ini. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (distribusi dari Agen Pemegang Merek (APM) ke dealer) pada Agustus 2020 tercatat 37.277 unit, naik 47% dibandingkan penjualan Juli 2020 yang mencapai 25.283 unit.

Selain pemberlakuan PSBB transisi, tren digital marketing yang diterapkan para APM turut menggenjot peningkatan penjualan otomotif pada paruh kedua tahun ini. Dalam keterangannya di laman Katadata.co.id (7/9), Kepala Divisi Marketing & CR Divisi PT Astra International – Daihatsu, Hendrayadi Lastiyoso mengatakan tren digital marketing terus meningkat sejak pertama kali diterapkan pada Mei 2020. Melalui pemasaran di akun media sosial para sales dan acara virtual showroom, para APM berhasil menjaring calon konsumen dan mendapatkan surat pemesanan kendaraan (SPK).

Para APM juga mulai merambah e-commerce sebagai salah satu jalur pemasaran, seperti PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) yang meluncurkan Mitsubishi Fuso Official Store di platform marketplace Tokopedia.

Gambar diambil dari hdwallpapers.net

Sekarang ini siapa yang tidak tahu Netflix? Benar, platform untuk menonton film ini memang tengah digandrungi oleh masyarakat di masa pandemi seperti sekarang ini. Di antara banyak yang tersedia seperti Iflix , Amazon Prime Video, Netflix, HBO Max, Hulu, Disney Plus, iTunes HOOQ, Viu, Catchplay, dan masih banyak lagi, Netflix yang kini menjadi primadona karena beragamnya pilihan film dan serial yang disediakan. Semua platform tersebut menayangkan film dari berbagai belahan dunia untuk memuaskan pelanggan globalnya dan menyediakan pilihan subtitle dari berbagai bahasa.

Bisa dibilang subtitle adalah salah satu bagian tak terpisahkan dan utama dalam menonton film, baik yang dinikmati dari layar lebar maupun dari kenyamanan rumah. Subtitle yang dibuat dengan bagus tentunya akan mendukung penikmat film untuk meresapi dan menikmati film yang ditontonnya. Apalagi bagi para pecinta suguhan film berbahasa asing, yang tidak begitu menguasai bahasa film tersebut, subtitle adalah kunci tersampaikannya pesan dari film tersebut.

Tidak mudah melokalisasi subtitle yang pas dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan ke penonton. Terkadang saat menonton film, penonton suka mengernyitkan dahi saat membaca subtitle yang dibuat terlalu literal dan salah memahami pesan dari dialog yang dimaksud.

Mengapa bisa demikian?

Proses pembuatan subtitle berbeda dengan proses menerjemahkan teks biasa. Subtitle harus disesuaikan dengan audio dari video, tidak boleh terlalu panjang (ada batasan karakter yang dapat ditangkap mata) dan isinya harus disesuaikan dengan budaya bahasa setempat agar penontonnya dapat memahami. Subtitle berisi dialog, yaitu bahasa percakapan yang berbeda dengan bahasa dalam teks biasa. Terkadang bahasa percakapan memiliki makna yang berbeda.

Kehadirannya yang dibuat untuk memudahkan penonton menikmati film seharusnya tidak membuat penggunanya malah jadi berpikir keras dan kebingungan membacanya. Maka idealnya, subtitle dibuat dengan cara yang khusus dan berbeda dari proses penerjemahan teks biasa.

Saat ini banyak terdapat penyedia jasa subtitling atau pembuat subtitle. Bagi Anda yang sedang membutuhkan jasa tersebut, pintar-pintarlah memilih. Anda tentu tidak ingin video atau konten penyemangat Anda yang berisikan kata-kata, “You rock!” dihiasi oleh subtitle yang bertuliskan, “Kamu batu!”

helllo